Flying Swallow Startles The Dragon (Bangau Sakti / The Magic Crane) oleh Wolong Sheng


Cover novel Tiongkok asli Soaring Swallow Startles The Dragon. 


Flying Swallow Startles The Dragon (mandarin: 飞燕惊龙 / 飛燕驚龍 / pinyin: Fēi yàn jīng lóng) adalah cerita silat terkenal yang merupakan karya dari pengarang Taiwan, Wolong Sheng (臥龍生). Mulai ditulisnya tanggal 16 Agustus 1958 sampai 8 Juli 1961 di surat kabar 'Dahua Wanbao' dengan total 50 chapter. 

Kemudian pada tahun 1960 dirilis ulang di Hong Kong dengan menggunakan judul baru 仙鹤神针 (pinyin: Xianhe Shenzhen / english: The Magic Crane), nama-nama tokohnya diubah, dan total ada 48 chapter. Di Indonesia pernah disadur dengan menggunakan judul "Bangau Sakti" dan ditulis karya Chin Tung (penjelasannya di bawah). Judul Hokkien adalah Sian Hok Sin Tjin. Wolong Sheng kemudian melakukan revisi besar setelah hampir 30 tahun, sekitaran tahun 1996-1997 dan menambah kata "baru" di depan judul menjadi Xin Xianhe Shenzhen (The New Crane and the Divine Needle) yang dianggap merupakan karya terakhirnya, total hanya ada 20 chapter.

Fēi Yàn Jīng Lóng adalah novel ketiga dari penulis wuxia Wolong Sheng . Sebelum ada ide cerita seperti enam aliran lurus menyerbu puncak terang pada novel Heavenly Sword and Dragon Sabre alias To Liong To, atau Aliansi Perguruan Pedang Lima Gunung pada cerita The Smiling Proud Wanderer karya Jin Yong (Chin Yung), Novel inilah yang pertama kali mencetuskan Sembilan Aliran Seni Bela Diri Utama, pertempuran antara aliran lurus dan sekte iblis, dan yang membentuk kiasan tentang orang jahat yang berusaha menaklukkan dan menguasai dunia persilatan. Kiasan tersebut kemudian menjadi salah satu alur cerita yang paling umum, jika bukan yang paling umum, dalam novel wuxia pada tahun 1960-an dan 1970-an. Novel ini sangat berperan dalam membentuk genre tersebut. Novel ini juga mempopulerkan kiasan di mana seluruh dunia persilatan berebut sebuah kitab pedoman seni bela diri tingkat tinggi. Juga kiasan sekte-sekte yang bermarkas dan menggunakan nama gunung, serta kompetisi turnamen pedang di puncak gunung.

Biarpun merupakan novel silat ketiganya, tapi merupakan novel pertama yang secara keseluruhan murni diselesaikan oleh Wolong Sheng sendiri. Cerita ini ada sekuelnya, satu-satunya novel Wolong Sheng yang ada sekuel, tetapi gagal total karena hasilnya jelek, oleh sebab itu Wolong tidak menyelesaikannya, pihak publisher kemudian meminta penulis lain yang menyelesaikannya, yang alhasil makin buruk dipaksa-paksain tamat.

Novel ini merupakan transisi antara gaya menulis cersil "Aliran Lama" (Old School) dan "Aliran Baru" (New School). Yaitu, antara wuxia Tiongkok Daratan tahun 1920-an hingga 1940-an dan wuxia Hong Kong-Taiwan tahun 1950-an hingga 1980-an.

Masih ada gaya pengaruh Huanzhu Louzhu di sini, seperti kehadiran binatang fantasi, misalnya seekor bangau yang bisa ditunggangi, dan seekor ular yang kulitnya dapat dijadikan zirah (baju besi) yang baik.

Wolong Sheng secara alami dipengaruhi oleh penulis-penulis Aliran Lama, tetapi ia sudah mulai membentuk gayanya sendiri melalui Flying Swallows Startle Dragons. Ini adalah jembatan yang bagus antara yang lama dan yang baru. Novel ini dipenuhi banyak aksi dan kiasan wuxia yang kini sudah terasa akrab ke kita.

Dan, meskipun karakter utamanya adalah pria, para wanita lah yang bersinar dalam novel ini. "Burung layang-layang" (swallows) dalam judul merujuk pada empat pemeran penting wanita. Sementara itu, "naga" (dragons) merujuk pada organisasi antagonis utama, yaitu Perkumpulan Naga Langit (Tian Long Bang / Heavenly Dragon Gang).

Inilah novel yang membuatnya terkenal dan memberinya tempat di surat kabar terbesar Taiwan saat itu 中央日報 (Berita Harian Pusat). Di sana, ia kemudian menyerialkan novel berikutnya yang juga berhasil, Jade Hairpin Oath (Sumpah Tusuk Konde Giok) antara tahun 1960 sampai 1963, yang membuat nama Wolong Sheng menjadi sangat dikenal masyarakat luas.

Kemudian juga diserialkan di majalah Hong Kong "Wuxia World" mulai tahun 1959 di bawah judul 仙鶴神針 (english: Immortal Crane, Divine Needle / indonesia: Bangau Sakti, Jarum Dewa). Judul inilah yang kemungkinan besar diketahui oleh para pembaca dan penonton di Hong Kong, dan juga adaptasi film serta drama juga mayoritas menggunakan judul ini (karena yang buat film silat era itu mayoritas Hong Kong). Mayoritas nama karakter juga diubah untuk versi ini, meskipun secara teks lainnya sama.

Pergantian Judul Saat Rilis di Hong Kong

Novel Flying Swallow Startles The Dragon / 飞燕惊龙 / 飛燕驚龍 / Fei yan jing long / Bangau Sakti


Pada tahun 60-70an, cerita silat sangat popular dan booming di Hong Kong. Luo Bin, seorang pengusaha asal Hong Kong, menemukan ide bisnis, jika di Hong Kong tidak ada yang mampu menyaingi tulisan Jin Yong dan Liang Yusheng, kenapa tidak menggunakan penulis asal Taiwan?. 

Di Taiwan, pengarang cerita silat dibayar mahal, apalagi jika dari pengarang wuxia kelas satu yang saat itu ada lima nama yaitu Wolong Sheng, Sima Ling, Zhuge Qingyun, Gu Long, dan Xiao Yi. 

Kemudian dipilihlah Wolong Sheng dengan karya Fei Yan Jing Long untuk mengetes pasar Hong Kong. Wolong Sheng tidak masalah selama dibayar.

Karena sudah pernah dirilis di surat kabar Taiwan, sehingga saat dirilis kembali di Hong Kong, biar tampak seperti cersil baru, Luo Bin pun mengusulkan untuk mengganti judul menjadi Xianhe Shenzhen, dan nama para tokohnya diubah, seperti contoh:

Nama BaruNama Lama
Ma JunwuYang Menghuan
Bai YunfeiZhu Ruolan
Li QingluanShen Xialin
Su FeifengLi Yaohong
Lan XiaodieZhao Xiaodie
Lan HaipingZhao Haiping
XuanqingYi Yangzi
Yu ZhenziHui Zhenzi
Su PenghaiLi Canglan
Cao XiongTao Yu
Hu NanpingQi Yuantong

Catatan: nama hokkien saduran Indonesia menggunakan  Bee Kun Bu untuk tokoh utama.

Wolong Sheng tidak mempermasalahkan itu, selama ia dibayar, segala sesuatu bisa dinegosiasikan. Oleh karena itu, Xianhe Shenzhen (Immortal Crane, Divine Needle) mulai diserialkan di majalah Wuxia World di bawah nama pena yang diubah agar menyerupai dan berima dengan "Jin Yong", yaitu, "Jin Tong" (mandarin: 金童 / hokkien: Chin Tung). Novel tersebut berhasil dan sangat populer saat dirilis di Hong Kong, dan bersaing dengan karya Jin Yong disitu. Sebelum Gu Long sukses dan terkenal, Wolong Sheng menjadi primadona orang Taiwan.  

Biasa pengarang wuxia Hong Kong isi ceritanya sering berkaitan dengan sejarah (seperti Jin Yong dan Liang Yusheng), sedangkan pengarang wuxia Taiwan agak bebas dan biasanya tidak terlalu memperdulikan dan memasukkan unsur sejarah. Itu juga membuat warga dan pembaca di Hong Kong mendapat pengalaman baru.

Xianhe Shenzhen menjadi kesayangan para penggemar wuxia Hong Kong, dan untuk sementara waktu, jumlah pembaca yang memuja Ma Junwu, Li Qingluan, dan Bai Yunfei tidak lebih sedikit daripada mereka yang memuja Guo Jing, Huang Rong, dan Hong Qigong.

Di tahun 1961, Luo Bin kembali menemukan ide bisnis baru (dasar otak bisnis), bekerjasama dengan Miao Kangyi untuk membuat adaptasi film dan ternyata juga sukses besar. Setelah itu perusahaan produksi film mereka memproduksi 40 film dalam 10 tahun dan semuanya diadaptasi dari novel silat yang perusahaan dia publish. Karena hal ini, Luo Bin membuat banyak orang menjadi sukses dan terkenal di industri film seperti contoh aktor Kenneth Tsang.

Awalnya, Luo Bin memberi Wolong Sheng nama pena Jin Tong di Hong Kong, tetapi kemudian menjadi nama dagang di bawah naungan perusahaannya, dan banyak novel wuxia yang bukan karya Wolong Sheng diterbitkan dengan nama Jin Tong. Misalnya, pada tahun 1961, novel Gu Long, Poison of the Sword and Fragrance of Plum Blossoms (劍毒梅香) juga menggunakan nama Jin Tong, dan ketika diterbitkan di Hong Kong, judulnya diubah menjadi Plum Blossom Sword Xia. Selama ia dibayar, Wolong Sheng tidak peduli. 

Sinopsis Cerita

Seorang pria berlumuran darah menerobos masuk ke Biara Metropolis Mistik membawa peta harta karun rahasia yang telah hilang selama bertahun-tahun, sebuah peta yang konon mengarah ke kitab seni bela diri rahasia tinggi yang disebut "Kembali ke Asal" (Guiyuan / Return to the Origin), yang dikatakan berisi seni bela diri tertinggi di dunia. Siapa pun yang memiliki kitab itu konon akan menjadi nomor satu di dunia persilatan.

Maka, badai pun tengah mengintai ketika para master dari seluruh Sembilan Sekte Seni Bela Diri Utama, yaitu: 

  1. Wudang
  2. Shaolin 
  3. Huashan 
  4. Kunlun
  5. Emei
  6. Xueshan, 
  7. Diancang 
  8. Kongtong 
  9. Qingcheng

Berkumpul di Hunan utara, berusaha melacak peta harta karun yang mengarah ke kitab Guiyuan tersebut.

Yang Menghuan (Ma Junwu), murid muda dari master Kunlun, pendeta Yi Yangzi (Xuanqing), ditugaskan untuk mengawal saudari seperguruan juniornya, Shen Xialin (Li Qingluan), ke Kunlun agar ia aman dari bahaya yang mendekat. Namun, berbagai sekte dan aliran seni bela diri utama, serta Tianlong Bang (Perkumpulan Naga Langit / Heavenly Dragon Gang) yang semakin kuat, menginginkan mereka untuk dijadikan sebagai sandera, untuk memaksa Yi Yangzi menyerahkan peta harta karun itu.

catatan: Kayaknya dalam dunia Wolong Sheng juga yang pertama kali menganggap duo Wudang dan Shaolin yang terkuat di dunia persilatan, yang kemudian diikuti pengarang cersil lainnya.


Adaptasi

Komik

Komik “Pendekar Bangau Sakti” yang digambar oleh Henky diadopsi dari cersil (cerita silat) “Bangau Sakti” karya Wolong Sheng (Woo Leng Seng).

Film

  • The Magic Crane (tiga bagian film, 1961-1962), judul lain: Secret Book
  • The New Tale of The Flying Crane (dua bagian film, 1962-1963)
  • The Magic Crane (1993), pemeran: Tony Leung, Anita Mui, Rosamund Kwan, Lawrence Ng

Drama

  • The Magic Crane (1977), kadang juga disebut tahun 1976. pemeran: Helen Ma, Law Lok Lam, Lin Qiao'er, Qin Enmei
  • The White Geese (1985). pemeran: Derek Yee, Shi Si, Zhang Yongyong, Ying Xiaowei, Tu Taifeng
  • The Magic Crane (1989), pemeran: Tang Pinchang, Fu Yujing, Ye Yuping, Pang Qiuyan
  • Mythical Crane and Magical Needle (1992), pemeran: Anthony Tang, Strawberry Yeung, Michelle Yim

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url