Kapan Pertama Kali 18 Tapak Naga muncul di Cersil?


18 Tapak Penakluk Naga (18 dragon subduing palm) atau kita singkat menjadi 18 Tapak Naga biar ga kepanjangan, merupakan sebuah ilmu tapak favoritnya Jin Yong, yang menjadi populer karena beliau, sebelum beberapa pengarang lain ikut menggunakannya dalam karangan atau karya mereka sendiri karena cukup populer.
Ilmu 18 Tapak Naga merupakan ilmu trademark dari partai pengemis (kaipang/beggar sect), biasanya seorang ketua pengemis menguasainya, biarpun ada juga anggota diluar partai pengemis yang menguasainya.

 Di jaman DGSD (demi gods and semi devils/pendekar dari negeri tayli), ilmu ini masih berupa 28 Tapak, sebelum disederhanakan menjadi 18 Tapak (10 tapak lainnya dianggap repetation atau mirip2 pengulangan dari 18 tapak, sehingga digabung) .

Lalu kapan kah pertama kali Jin Yong memperkenalkan 18 Tapak Naga ke dalam karya / novel nya?


ternyata pertama kali muncul bukan di Kembalinya Pendekar Rajawali (the Return of the Condor Heroes) , juga bukan di Pendekar dari Negeri Tayli (Demi Gods and Semi Devils) ataupun Pendekar Pemanah Rajawali (legend of the condor heroes) . Pertama kali muncul adalah di novel cersil Pedang dan Kitab Suci (The Book and The Sword). Ya, ada muncul di edisi 1 dari novel tersebut, sebelum nantinya di hapus pada edisi revisi oleh Jin Yong (edisi 2 dan 3 uda tidak ada lagi). Cerita Silat pedang dan kitab suci merupakan cersil yang pertama kali dibuat oleh Jin Yong dalam surat kabar koran waktu itu, dicetak tahun 1955-1956.

Jadi pada novel Pedang dan Kitab Suci, 18 Tapak Penakluk Naga ini adalah milik dari perguruan Shaolin, ada digunakan oleh biksu senior Tianjing saat Chen Jialuo bertamu ke Shaolin dan menantang bertarung sampai 5 ronde (4 ronde bertarung, 1 ronde cuma pertanyaan) sesuai aturan dan syarat Shaolin. nantinya Tianjing mengajarkan ilmu 18 tapak itu kepada Chen Jialuo, karena dulunya pernah berjanji akan mengajarkan kepada ayah angkatnya Yu Wanting tetapi tidak berkesempatan.
Sehingga bisa kita simpulkan 18 Tapak Naga awalnya masih berupa unsur Buddhisme, pada novel edisi selanjutnya, terjadi revisi, ilmu ini uda dihilangkan tulisannya, dan di pendekar pemanah rajawali (legend of the condor heroes) edisi revisi sudah dibilang lebih berunsur Taoisme (ada menggunakan prinsip kitab i-ching) dan merupakan milik partai pengemis , era ini pun unsur taoisme lebih kuat.



Tak terlupakan tambahan info, 18 tapak naga pada edisi 1 di Legend of the condor heroes, merupakan ciptaan Hong Qigong, saat itu bahkan dia masih menciptakan 15 tapak, kemudian mengajarkannya kepada Guo Jing, saat itu Guo Jing pernah menciptakan sendiri jurus tambahan kreasi dia sendiri, sebelum akhirnya Hong Qigong menciptakan 3 jurus tambahan untuk melengkapi dan mengajarkannya kepada Guo Jing. Cerita ini kemudian direvisi oleh Jin Yong, karena jadi tidak connect dengan cerita di pendekar negeri tayli (DGSD timelinenya sebelum trilogy condor heroes, tetapi ditulis belakangan)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url