[Smiling Proud Wanderer] Apakah Lao Denuo dan Zuo Lengchan Mengebiri?

smiling proud wanderer
Lin Pingzhi dan Yue Lingshan | sumber: menertawakanduniapersilatan


Kali ini saya akan mengambil topik tentang cerita Pendekar Hina Kelana (The Smiling Proud Wanderer / xiao ao jiang hu), yaitu tentang kitab bunga matahari beserta turunannya Bi Xie Jian Fa (ilmu pedang penakluk iblis) dalam kaitannya dengan tokoh Zuo Lengchan dan Lao Denuo.

Untuk melihat sejarahnya silahkan klik link di atas, ada gambar infografiknya dan pembahasan di artikel-artikel topik sebelumnya.

Sekilas Ilmu Pedang Bixie

Ilmu Pedang Bixie (baca: pi xie) ini adalah ilmu yang sangat kuat dan merupakan dambaan orang-orang dunia persilatan. Tetapi ada satu rahasia dalam kitab ilmu ini, yaitu orang yang mempelajarinya harus melakukan kebiri, karena kalau tidak maka jika ada sedikit saja nafsu seksual atau hasrat, maka akan mengalami penyimpangan tenaga dalam atau kesurupan, yang bisa berakibat fatal dan beresiko kematian. Jadi kebiri merupakan cara wajib untuk menghilangkan nafsu seksual tersebut.

Ilmu mengerikan ini diciptakan oleh seorang kasim istana. Pada edisi lama yang menciptakannya adalah pasangan suami-istri, tetapi kemudian direvisi oleh Jin Yong biar lebih sesuai dengan efek akibat mempelajarinya (baca: menjadi banci).


tag dalam bahasa lain: 辟邪劍法 , Bixie Swordplay , ilmu pedang penakluk iblis

 

Seperti yang diketahui, yang mempelajari ilmu pedang penakluk iblis (Bixie / Bi Xie swordplay), selain ketua Huashan "si pedang budiman" Yue Buqun dan Lin Pingzhi, masih ada beberapa orang lain yang pernah mempelajarinya, contohnya ketua partai songshan Zuo Lengchan dan Lao Denuo.

Tetapi keduanya dikatakan mempelajari ilmu pedang Bixie yang palsu, yang telah di modif atau diubah isinya oleh Yue Buqun, sengaja untuk menjebak Zuo Lengchan.


lihat pula: Seberapa Besar Tenaga Dalam Linghu Chong?

 

Zuo Lengchan
Zuo Lengchan marah dan asal serang setelah kehilangan mata


Banyak yang berpikir bahwa karena yang mereka pelajari bukan sepenuhnya asli, lantas mereka tidak melakukan kebiri. Padahal jika kita pikirkan dengan seksama, tidak asli atau hasil modif bukan berarti jaminan pasti tidak melakukan kebiri, bisa saja Yue Buqun mengubah isi bagian lainnya, bukan bagian itu.

Jadi apakah Lao Denuo dan Zuo Lengchan yang mempelajari kitab ilmu pedang Bixie palsu itu ada melakukan kebiri? Ini yang akan menjadi topik pembahasan.

Pertama, tidak pernah disebut sama sekali dalam novel bahwa Yue Buqun menghapus bagian kebiri. 

Ada setidaknya 3 adaptasi versi drama dan film Smiling Proud Wanderer yang menyebut Zuo Lengchan mengetahui bagian kebiri, jadi ada adegan tambahan (extra scene) yang dibuat sutradara untuk itu, yaitu State of Divinity tahun 1996 buatan TVB, State of Divinity tahun 2000 yang ada Richie Ren, dan versi Chow Yun Fat tahun 1984. Tapi tentunya itu adalah  Smiling Proud Wanderer versi adaptasi drama dan film, tidak bisa menjadi acuan, yang harus diselidiki adalah versi novel.

Saya mengumpulkan faktor atau point pendukung (pro) dan kontra dalam novel. Poin pendukung adalah poin yang memberikan berat kepada argumen Zuo Lengchan melakukan kebiri, sedangkan poin kontra adalah poin yang memberikan berat bahwa Zuo Lengchan tidak melakukan kebiri.


Linghu Chong gagal menyelamatkan


Poin Pendukung (pro)

#1 Mengalami Penyimpangan Tenaga Dalam

Seperti yang telah disebut di atas, rahasia dari ilmu ini adalah pada bagian kebiri, jika tidak melakukannya maka andai hasrat dan nafsu seksual muncul, bisa menyebabkan penyimpangan tenaga dalam dan melukai berat diri sendiri yang bisa menyebabkan kehilangan nyawa.

Tetapi keduanya, baik Zuo Lengchan dan Lao Denuo, baik-baik saja setelah mempelajarinya. Jika mereka tidak melakukan kebiri, bukankah mereka akan mencelakai diri sendiri.

#2 Zuo Lengchan Begitu Bodoh?

Zuo Lengchan adalah seorang pendekar yang sudah sangat berpengalaman, kita tahu bahwa jika tidak melakukan kebiri, hasil belajar ilmu ini sangat lemah. Masa sih Zuo Lengchan tidak bisa menyadari ilmu pedang Bixie yang dipelajarinya jauh lebih lemah dibanding ilmu pedang partai Songshan miliknya? 

Mungkin Yue Buqun hanya mengubah beberapa bagian lainnya agar tidak mudah dicurigai oleh Zuo Lengchan, bukan bagian itu. Bukankah ubahan kecil itu juga yang dilakukan Guo Jing dan Huang Rong dalam mengubah kitab 9 Yin agar tidak dicurigai oleh Ouyang Feng?. Kemungkinan ilmu pedang Bixie palsu ini masih lebih kuat dari ilmu pedang Songshan, sehingga Zuo Lengchan tetap pede menggunakannya.

#3 Zuo Lengchan Mengundang Lin Pingzhi

Zuo Lengchan sebenarnya ada dua tahap cerita dalam mempelajari ilmu ini, jadi Zuo Lengchan nantinya ada mengundang Lin Pingzhi melalui Lao Denuo untuk bertemu dan berdiskusi ilmu pedang Bixie, jadi mereka bekerjasama dan melakukan aliansi.

Ajakan itu diterima oleh Lin Pingzhi, demi menghadapi musuh mereka yang sama (musuh dari musuh adalah teman), rasanya Lin Pingzhi tidak akan menutup rahasia soal kebiri. Yue Buqun merupakan dendam kesumat mereka.

#4 Lao Denuo Mencuri Dengar Pembicaraan

Lao Denuo bersembunyi di kereta saat pembicaraan Lin Pingzhi dan istrinya Yue Lingshan mengenai masalah kebiri jika mau belajar ilmu pedang bixie.


Poin Kontra

#1 Zuo Lengchan & Lao Denuo tidak mengalami Perubahan

Dongfang Bubai, Yue Buqun, Lin Pingzhi dikatakan mengalami perubahaan sifat dan karakter, mereka menjadi seperti wanita. Dongfang Bubai menjadi suka pekerjaan rumah seperti menjahit, dan menggunakan dandanan tebal seperti rupa wanita. Yue Buqun dikatakan bulu-bulu kasarnya mulai rontok semua terutama bagian kumis, dan suaranya pun jadi meninggi mirip wanita. Lin Pingzhi dikatakan suka berpakaian motif bunga dan serba pinky (merah jambu). 

Tapi Zuo Lengchan dan Lao Denuo tidak disebut sama sekali tentang perilaku perubahan mereka.

#2 Mereka Tidak Sekuat Praktisi Lainnya

Hasil belajar mereka tidak sekuat Yue Buqun dan Lin Pingzhi, Zuo Lengchan kalah saat melawan Yue Buqun padahal mereka menggunakan ilmu yang sama.

Biarpun ini bukan poin yang kuat, karena Zuo Lengchan kalah bisa saja karena lama belajarnya tidak selama seperti Yue Buqun apalagi Dongfang Bubai. Belum lagi fakta bahwa yang dipelajarinya adalah palsu. 

Mempelajari kitab ilmu pedang Bixie palsu, baik ada kebiri atau tidak kita kesampingkan dulu, sudah pasti tidak sehebat dibandingkan dengan mempelajari versi asli. Belajar versi palsu + waktu lebih singkat sudah pasti tidak sekuat belajar versi asli + waktu belajar lebih lama. Tidak heran Zuo Lengchan kalah saat melawan Yue Buqun.

---

Di dalam novel Pendekar Hina Kelana (smiling proud wanderer atau xiao ao jiang hu), terdapat perbedaan edisi pada bagian penyebab mengapa harus kebiri dan apa efeknya jika tidak melakukannya, di edisi 2 terjemahan inggris oleh Lanny dan Pokit,  saat penjelasan Lin Pingzhi tentang ilmu ini, hanya disebut bahwa akan terasa sangat panas, penyimpangan api seperti terbakar api, kemudian mati. Sedangkan pada edisi 3 terdapat informasi bahwa akan terbakar nafsu birahi, kemudian terjadi penyimpangan api, lalu lumpuh, dan mati.


Lao Denuo
Lao Denuo, adik seperguruan Linghu Chong


Jadi Apa Zuo Lengchan & Lao Denuo melakukan kebiri?

J: Ya dan Tidak . Pertama harus diketahui bahwa ada 2 tahap dalam menjawab ini, sebelum dan sesudah Lin Pingzhi dan Zuo Lengchan membentuk aliansi. 

Dalam salah satu bab ada dijelaskan oleh Lin Pingzhi bahwa Zuo Lengchan tidak melakukan kebiri

Jadi awalnya saat pertarungan dengan Yue Buqun, dia belajar versi palsu. Versi palsu ini disebut oleh Lao Denuo sebagai berikut:

"Ilmu pedang ini kelihatan sangat menajubkan, tetapi kurang metode pelatihan tenaga dalamnya, sehingga ini tidak komplit / lengkap."

itu adalah tahap cerita sebelum, kemudian setelah itu Zuo Lengchan yang sudah buta mengundang Lin Pingzhi melalui Lao Denuo untuk membentuk aliansi. Undangan itu diterima oleh Lin Pingzhi, karena saat itu dia sendiri sudah buta, dia ada kemungkinan mati dibunuh jika bertemu Yue Buqun, jadi lebih baik sementara tinggal di perguruan Songshan. 

Sebagai imbalan untuk membentuk aliansi, proteksi, dan melawan musuh bersama (Yue Buqun), Zuo Lengchan meminta agar Lin Pingzhi memberikan petunjuk rahasia ilmu pedang Bixie. Biarpun itu adalah pusaka keluarga Lin yang tidak boleh jatuh ke tangan orang lain, tetapi Lin Pingzhi tidak peduli, dia meng-iyakan permintaan itu. Lin Pingzhi bukan lagi manusia seutuhnya, dia hanya berpikir soal balas dendam, hanya ada itu dipikirannya. Rasanya Lin Pingzhi tidak akan menyimpan rahasia soal ilmu pedang Bixie ke Zuo Lengchan lagi karena mereka dibawah angin jika harus menghadapi Yue Buqun.

Belum lagi Lao Denuo sempat menguping pembicaraan dan mengetahui rahasia ilmu itu.

Jadi saat pertemuan Zuo Lengchan dan Lin Pingzhi dengan Linghu Chong di dalam Gua Tebing Penebusan di Huashan, harusnya Zuo telah mempelajari versi asli dan komplitnya.


Bukankah saat itu Zuo Lengchan sudah buta, bagaimana bisa dia mengebiri diri sendiri?

J: wah itu tidak perlu pikirin sampai sana deh, anggap saja dia suruh anak buahnya salah satu murid songshan, yang paling cocok adalah Lao Denuo.


Yue Buqun vs Zuo Lengchan


Jika Sebelumnya Zuo Lengchan dan Lao Denuo mempelajari versi palsu, kenapa tidak terjadi penyimpangan api dan mati?

J: Mengutip kembali perkataan Lao Denuo, yang menyebut bahwa yang mereka pelajari adalah versi tidak komplit, tidak ada metode belajar tenaga dalam. Sehingga yang mereka pelajari hanyalah ilmu luar atau jurus pedang, bagian metode belajar tenaga dalam ini yang menjelaskan perihal kebiri sebagai rahasia dari ilmu bixie. Sehingga karena tidak belajar bagian tenaga dalam ini, maka tidak terjadi penyimpangan api atau kerasukan yang disebabkan akibat tidak melakukan kebiri.

yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah..

Kenapa Yue Buqun tidak hilangkan saja bagian kebiri agar saat mereka melatih bagian tenaga dalam terkena penyimpangan dan mati?

J: ada 2 kemungkinan; berarti Yue Buqun tidak sepintar dugaan, atau yang kedua, karena Yue Buqun ingin menghabisi dan mempermalukan Zuo Lengchan di depan umum secara habis-habisan. Rasanya nomor dua lebih masuk akal.


Apakah Wanita atau Biksu bisa mempelajari ilmu Bixie?

J: Rasanya tidak, biarpun tidak disebut dalam novel, tapi dari spekulasi saya; ilmu pedang Bixie dan kitab bunga matahari ini mewajibkan kebiri alasannya adalah untuk membuang total nafsu birahi yang muncul.

Jika seorang pria tidak memiliki "pedang", maka 99% nafsu birahi-nya akan hilang, sedangkan hal ini tidak bisa dilakukan pada wanita.

Bagaimana dengan biksu? rasanya biksu itu bukan tidak ada nafsu birahi, tetapi membatasi diri dan menjaga serta menjauhinya, bukan hilang sama sekali, jika sial-sial muncul sedikit saja saat mempelajari ilmu ini, bukankah itu bisa menyebabkan penyimpangan dan mati? terlalu beresiko. Sedangkan biksu yang sudah tua dan mencapai tingkat welas kasih tinggi, mana mungkin tertarik belajar ilmu silat seperti ini lagi?

--

Ngomong-ngomong sebelum saya akhiri artikel ini, ada diskusi lain yang pernah saya lihat, ada yang bilang seperti ini: "Biarpun Zuo Lengchan kalah saat melawan Yue Buqun dengan ilmu pedang yang sama saat di atas pentas arena pertarungan, tetapi Zuo Lengchan dengan ilmu partainya sendiri sebenarnya lebih kuat dari Yue Buqun yang sudah mempelajari Bixie." Salah satu alasannya adalah kenapa Yue Buqun harus mengubah isi kitab salinan ilmu Bixie dan menjebak Zuo Lengchan? "


# Yue Buqun Kenapa Harus Modif Bixie?

Jika Yue Buqun sudah menguasai ilmu pedang Bixie, untuk apalagi dia bersusah payah ingin mengibuli atau menipu agar muridnya Lao Denuo mencuri kitab Bixie yang berakhir ditangan Zuo Lengchan dan terjebak  mempelajari versi palsu? 

Menurut saya, biarpun Yue Buqun menguasai ilmu pedang Bixie, tapi dia tidak tahu kehebatannya bisa sampai tahap apa dibandingkan dengan Zuo Lengchan, dalam pertarungan atau menafsir tingkatan ilmu lawan yang tidak jauh beda kelasnya, bukan seperti memakai scouter dragon ball yang bisa muncul power level (angka tingkat kekuatan). Yue Buqun tidak akan mengambil resiko untuk sesuatu yang belum terjamin.

Bagaimanapun Yue Buqun adalah rubah licik, orang licik seperti dia jika bisa melakukan sesuatu untuk memastikan kemenangan tentu saja akan dilakukannya, biarpun cara itu licik dan tidak ksatria. Bahkan Huang Rong saja menggunakan cara licik saat melawan Li Mochou padahal ilmu silatnya lebih tinggi, apalagi orang semacam "si pedang budiman" Yue Buqun?


Soal Masalah Transformasi

catatan: Saat ini ditulis, sedang lagi trending masalah podcast Deddy Corbuzier yang mengundang pasangan LGBT.

Mereka yang mempelajari ilmu kitab bunga matahari dan ilmu pedang bixie (baca: pixie) harus melakukan kebiri, dan para praktisinya berubah menjadi banci / bencong / waria / ladyboy / homo, dll (banyak banget istilahnya).

Jadi karena kebiri berubah menjadi banci? jawabannya tidak, jadi bukan kebiri nya yang mengubah seseorang menjadi bencong, banyak kasus mereka tetap memilih menjadi pria, contoh paling jelas adalah para kasim pada dinasti china zaman dulu, biarpun di film-film sering digambarkan para kasim itu agak kewanitaan, padahal kita tahu bahwa kasim itu aslinya ya seperti pria biasa. 

Jadi dalam cerita Smiling Proud Wanderer, yang membuat perubahan transformasi menjadi 'kewanitaan' alias banci adalah karena belajar ilmu kitab bunga matahari dan bixie itu sendiri, bukan karena dikebiri.

Bahkan ada satu tokoh Smiling Proud Wanderer yang kebiri tapi tetap normal layaknya pria biasa, tidak berubah menjadi banci. Apakah Anda bisa menebak siapa dia? 

Sebenarnya Jin Yong pun ada membicarakan masalah ini pada akhir kata di novel Pendekar Hina Kelana edisi 3, ini saya copy-paste kutipannya:

Akhir Kata / Kata Penutup Edisi 3 Smiling Proud Wanderer

kutipan ini diambil dari terjemahan Grace Tjan.

Ada seorang kritikus yang bertanya: Apakah setelah mengebiri diri sendiri, Dongfang Bubai menjadi seorang homoseksual? Seseorang yang mengebiri dirinya tak serta merta menjadi seorang homoseksual. Adanya lelaki yang menjadi homoseksual adalah fakta sejarah. Diantara para prajurit Yunani, Romawi dan India hal ini adalah sesuatu yang biasa, peninggalan yang digali mengenai hal ini amat banyak, saat ini kalau anda mengunjungi situs sejarah di Italia, hal ini dapat disaksikan, peninggalan semacam ini juga banyak terdapat di pagoda Buddhis kuno di India timur. Sejarahwan Inggris Edward Gibbon dalam buku Kemunduran dan Keruntuhan Kekaisaran Romawi (Decline and Fall of the Roman Empire) menulis bahwa diantara empat belas kaisar pertama Kekaisaran Romawi, kecuali seorang, semuanya adalah penyuka kaum sejenis, atau suka pada perempuan dan laki-laki sekaligus. Di China hal ini lebih meluas lagi, Long Yang, Fen Dao, menurut kiasan sastra, Dong Xian, Deng Tong dan yang lainnya adalah fakta sejarah, hal serupa juga tak dapat disangkal mengenai Kaisar Wudi dari Dinasti Han, seorang pemimpin yang berbudi luhur dan cakap. Apakah homoseksualitas legal atau tidak umumnya tidak ditentukan dalam hukum, saat ini hukum beberapa negara di Eropa dan Amerika memperbolehkan pernikahan sesama jenis. Homoseksual yang feminin biasanya suka berdandan sebagai wanita, ini adalah kecenderungan mereka, tak ada hubungannya dengan mengebiri diri sendiri, selain itu ada juga homoseksual yang melakukan operasi ganti kelamin. Selama ribuan tahun, di istana Mesir dan China terdapat para kasim, mereka tak mempunyai kelamin laki-laki, namun sama sekali tak harus menjadi feminin. 

Buku ini beberapa kali direvisi, namun plotnya sangat sedikit diubah. 

Jin Yong, April 2003

--

Sumber Referensi:

  1. Novel Xiao Ao Jiang Hu edisi 3 terjemahan Grace Tjan
  2. Novel Pendekar Hina Kelana edisi 3 terjemahan Mpu Heri Purwa
  3. Novel Smiling Proud Wanderer edisi 2 terjemahan Lanny Lin dan Pokit
  4. Novel Balada Kaum Kelana (Siauw Go Kang Ouw) edisi 1 terjemahan / saduran Gan KL
  5. Novel asli bahasa mandarin versi ebook
  6. Gambar-gambar diambil dari blog menertawakan dunia persilatan, berdasarkan komik yang digambar oleh Li Zhiqing / Lee Chi Ching

Kamus Hokkien

  • Linghu Chong = lenghou tiong
  • Lao Denuo = Lo Tek Nau
  • Yue Lingshan = Gak Leng Sian
  • Yue Buqun = Gak Put Kun
  • Dongfang Bubai = Tong Hong Put Pay
  • Lin Pingzhi = Lim Peng Ci

Catatan kaki

  1. ^ Hamm, John Christopher (2005). Paper Swordsmen: Jin Yong and the Modern Chinese Martial Arts Novel. University of Hawaii Press. ISBN 9780824828950.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url