Berbagai Opera Adaptasi Karya Jin Yong Seperti Trilogy Condor Heroes
Sebuah waralaba karya terkenal seperti novel cerita silat, biasa banyak diadaptasi ke dalam bentuk media lain, seperti film, drama, animasi (anime atau donghua), komik (manhua), game, audiobook, dan lainnya. Salah satu adaptasi yang kurang dibahas adalah pertunjukan Opera.
Adaptasi opera Jin Yong lebih banyak dalam bentuk potongan cerita (excerpts) daripada opera penuh, dan sering dipentaskan secara regional di Hong Kong, Guangdong, atau Beijing. Alasan cuma bentuk potongan tentu saja disebabkan karena cerita pada novelnya sangat panjang, sehingga sangat mustahil bisa diselesaikan dalam bentuk opera yang hanya sekitaran berapa jam.
Banyak karya Jin Yong (Chin Yung), terutama trilogi pendekar rajawali legendarisnya seperti The Return of the Condor Heroes (神雕侠侣), telah sangat sering dan sukses diadaptasi ke dalam berbagai bentuk opera tradisional Tiongkok (mandarin: 戏曲, Xiqu).
Video ini adalah contoh opera The Return of the Condor Heroes. Kalian pasti sudah bisa menebakkan ini mengambil bagian cerita yang mana? ya betul, bagian alur cerita Lembah Putus Cinta.Berikut ini adalah beberapa contoh Opera tradisional terkenal yang diadaptasi dari karya Jin Yong:
1. The Legend of the Condor Heroes (2008) - Opera Kanton (Yueju)
Ini adalah produksi terbesar dan paling ambisius yang pernah ada. Dipentaskan di Hong Kong Arts Festival, produksi ini menggabungkan elemen tradisional Yueju dengan sinematografi modern dan efek panggung yang spektakuler.
Disutradarai oleh sutradara ternama Anthony Wong dan naskahnya diadaptasi dari drama radio klasik yang dibawakan oleh legenda Opera Kanton, Yam Kim-fai dan Bak Sheut-sin. Keterlibatan "nama besar" ini memberinya kredibilitas yang sangat tinggi.
Cerita berfokus pada kisah cinta tragis Yang Kang dan Mu Nianci, yang penuh dengan konflik batin, pengkhianatan, pertentangan dan emosi yang matang, bahan yang sempurna untuk opera.
2. The Return of the Condor Heroes (2014) - Opera Kanton (Yueju)
Dipentaskan untuk memperingati 60 tahun karier artis legendaris Liza Wang Ming Chuen. Liza Wang sendiri adalah ikon budaya dan pemeran serial TV Jin Yong yang terkenal, sehingga produksi ini sangat dinantikan dan mendapat perhatian luas.
Dibintangi oleh Liza Wang (sebagai Huang Yaoshi) dan Francis Yip (sebagai Ouyang Feng). Pemeranan cross-gender oleh Liza Wang menjadi daya tarik dan pembicaraan utama. Menjadi hal yang biasa seorang aktris wanita membintangi peran tokoh pria dalam sebuah pertunjukan opera tradisional Tiongkok.
Produksi ini mengambil sudut pandang unik dari "Lima Orang Hebat" (Five Greats) dan mengeksplorasi perspektif mereka tentang kisah cinta guru-murid antara Yang Guo dan Xiao Longnü, memberikan kedalaman baru pada cerita yang sudah sangat dikenal.
3. The Heaven Sword and Dragon Saber (2019) - Opera Kanton (Yueju)
Opera The Heaven Sword and Dragon Saber ini juga merupakan sebuah produksi skala besar lainnya dari Hong Kong Arts Festival, yang membuktikan bahwa adaptasi opera karya Jin Yong tetap diminati. Produksi ini sangat mewah dan secara visual memukau.
Dibintangi oleh James Pak sebagai Zhang Wuji dan Astor Leung sebagai Zhao Min. Produksi ini dikenal karena koreografi pertarungannya yang elegan dan kostumnya yang indah.
Operan ini berhasil menangkap inti dari novel yang rumit ini, yaitu konflik cinta Zhang Wuji yang terbelah antara beberapa wanita (empat wanita tepatnya) dan pergulatannya antara tugas dan hati nurani.
4. Demi-Gods and Semi-Devils (1990) - Opera Kanton (Yueju)
Dianggap sebagai adaptasi opera pionir untuk karya Jin Yong. Produksi ini, yang dibintangi oleh Law Kar-ying (pakar opera dan aktor TVB yang sangat dihormati) sebagai Qiao Feng, membuktikan bahwa epik besar Jin Yong bisa dibawa ke panggung.
Cerita berpusat pada kisah tragis Qiao Feng, mulai dari pencarian identitasnya, pengkhianatan, dan kematiannya yang heroik, yang merupakan salah satu alur cerita paling berkesan dalam semua karya Jin Yong.
Keberhasilan Opera ini membuka jalan bagi adaptasi opera karya Jin Yong lainnya. Drama hidup dan tragedi Qiao Feng terbukti sangat powerful dalam bentuk media opera.
5. The Smiling, Proud Wanderer (2016) - Opera Kunqu
Jika mayoritas menggunakan jenis Opera Kanton, Adaptasi ini menonjol karena menggunakan Opera Kunqu, sebuah bentuk opera Tiongkok yang sangat klasik, elegan, dan puitis. Ini adalah pilihan yang sempurna untuk cerita yang penuh dengan intrik, seni pedang yang indah, dan tema kebebasan.
Kelompok Opera Kunqu Shanghai atau kelompok sejenis sering kali mementaskan judul ini. Mereka mentransformasikan jurus-jurus pada ilmu "Pedang 9 Dugu" dan "Pedang Bixie" (pedang penakluk iblis) menjadi tarian yang indah.
--
Ciri Khas Adaptasi Karya Jin Yong ke dalam Opera:
- Pemusatan pada Drama dan Emosi: Adaptasi opera biasanya tidak mencakup seluruh alur cerita novel yang sangat panjang. Mereka lebih memilih untuk berkonsentrasi pada babak atau konflik emosional tertentu yang paling dramatis, seperti perpisahan Yang Guo dan Bibi Lung (Xiao Longnü), atau sumpah setia mereka, penantian 16 tahun.
- Transformasi Adegan Pertarungan: Adegan bela diri (gerakan kungfu) yang menjadi ciri khas cerita silat diubah menjadi "pertarungan tari" yang simbolis dan penuh gaya, menggunakan slebor (water sleeves), akrobatik, dan gerakan tubuh yang indah alih-alih efek khusus dan koreografi yang realistis. Ini adalah seni.
- Penekanan pada Nyanyian dan Musik: Dialog dan monolog batin karakter diekspresikan melalui nyanyian yang sangat emosional, diiringi oleh instrumen (alat musik) tradisional atau orchestra tradisional Tiongkok.
- Kostum dan Tata Rias yang Rumit: Karakter-karakter seperti Xiao Longni digambarkan dengan kostum putih yang indah dan tata rias wajah yang khas opera, menegaskan image-nya sebagai "Gadis Naga" yang suci dan cantik.
Adaptasi opera ini tidak hanya sekadar menyalin cerita, tetapi mentransformasikan kisah silat yang epik ke dalam idiom artistik opera yang khas, seperti nyanyian, tarian, akrobatik, dan kostum yang dramatis.
Kita bisa melihat bahwa jenis opera yang agak populer digunakan pada adaptasi karya Jin Yong seperti trilogy condor heroes adalalah Opera Kanton (Yuejue) dibandingkan jenis opera lainnya seperti Opera Kunqu, Opera Huangmei, Opera Peking (Jingju), Opera Henan (Yuju), Opera Sichuan, dan sebagainya. Mungkin karena Jin Yong adalah orang Hong Kong.
Jadi, ketika Anda mendengar tentang adaptasi opera karya Jin Yong, bisa jadi dalam berbagai bentuk ini. Misalnya, adaptasi di Hong Kong cenderung menggunakan Yueju (Cantonese Opera), sementara adaptasi yang lebih "resmi" atau tradisional di Tiongkok daratan mungkin menggunakan Jingju (Peking Opera) atau Kunqu untuk kesan yang lebih klasik dan puitis.