Pertemuan Para Pendekar untuk Membasmi Qiao Feng

Sudah lama nampaknya saya tidak membuat topik tentang kejadian atau peristiwa adegan, terakhir saya membuat topik peristiwa itu adalah tentang Event Kedai Makan di Niujia, yang merupakan bagian dari cerita the Legend of the Condor Heroes.

Kali ini yang dibahas adalah salah satu kejadian besar di cerita Pendekar Negeri Tayli atau Demi Gods and Semi Devils karya cerita silat karangan Jin Yong. Peristiwa ini tidak memiliki nama resmi, tetapi kita sebut saja pertemuan para pendekar (gathering of heroes) di vila Juxian untuk membahas Qiao Feng.

Disaat peristiwa ini masih menggunakan nama Qiao Feng, nantinya setelah mengetahui bahwa dia benar-benar etnis Khitan, kemudian mengubah marga menjadi Xiao Feng.

Pertemuan Para Pendekar untuk Membasmi Qiao Feng

Pendekar Qiao Feng


Keterangan Gambar:

  1. Tan Qing (murid senior dari Duan Yanqing)
  2. Yun Zhonghe (salah satu dari 4 penjahat)
  3. A'Zhu
  4. Qiao Feng (kelak berganti marga menjadi Xiao Feng)
  5. Nyonya Ma (nama asli Kang Min)
  6. Qin Yuanzun (hanya ada di edisi 1)
  7. Bao Qianling
  8. Anyi / Shi Anyi (hanya ada di edisi 1)
  9. Xiang Wanghai
  10. Shan Zhongshan
  11. Shan Baoshan
  12. Shan Zheng
  13. Qi Liuyi (si golok cepat tuan Qi ke-6)
  14. Shan Jishan
  15. Zhao Qiansun
  16. tetua Song
  17. tetua Xu Chongxiao
  18. tetua Xi
  19. tetua Bai Shijing
  20. Kakek Tan
  21. Nenek Tan
  22. tabib Xue Muhua
  23. Tetua Wu
  24. You Ji
  25. You Ju
  26. biksu Xuanji dari Shaolin
  27. biksu Xuannan dari Shaolin
+
Nama Peristiwa: Rapat Para Pendekar Untuk Membasmi Qiao Feng
Tahun Perkiraan: estimasi 1091-92
Era: Dinasti Song Utara
Lokasi: Wisma Juxian milik keluarga You
Tamu yang Hadir: 300+ pendekar dunia persilatan
Hasil: Gagal, Qiao Feng diselamatkan orang tak dikenal.
Jumlah Korban: ??

Latar Belakang

Pertemuan para pendekar ini diinisiatif oleh Xue Muhua, tabib sakti yang dijuluki "musuh raja neraka" dan dua pendekar abang-adik marga You, You Ji dan You Ju.

Pendekar yang diundang agak bersifat acak, undangan tidak menggunakan nama sama sekali, jadi siapa saja yang menerima dan melihat undangan, bisa ke sana. Dan pertemuan ini terasa terburu-buru mengingat undangan disebarkan hanya disekitaran wilayah itu sampai sekitaran shaolin.

Biarpun banyak pendekar yang datang, kebanyakan mereka datang karena melihat muka tabib sakti Xue Muhua, bukan dua pendekar marga You. Biarpun You Ji dan You Ju punya nama yang lumayan di dunia persilatan, tetapi tidak bisa sampai membuat para pendekar berdatangan. 

Lain halnya dengan tabib Xue Muhua, julukannya adalah "musuh raja neraka", cerita masyarakat berlebihan sampai menyebut dia mampu menghidupkan orang yang sudah mati, raja neraka matikan satu orang, dia hidupkan kembali orang itu, buat raja neraka sakit kepala,  menunjukkan kemampuan pengobatannya sangat hebat. Setiap pendekar pasti pernah terluka, mungkin luka berat, dan biarpun tidak pernah, mungkin kedepannya bisa terjadi, sehingga semua orang selalu ingin berkenalan dan berteman dengan tabib Xue.

Qiao Feng dianggap berbahaya karena dituduh telah membunuh banyak korban termasuk guru ilmu silatnya dari Shaolin yaitu Xuanku, ayah dan ibu angkatnya yaitu pasangan Qiao, sampai wakil ketua partai pengemis. Selain itu juga dituduh merupakan etnis Khitan, etnis utama dari bangsa Liao yang merupakan musuh bebuyutan negeri Song (china/tiongkok/daratan tengah/Han).

Dilema Qiao Feng

Saat itu, A'Zhu mengalami luka berat terkena tapak "telapak tangan prajurit agung buddha" (Buddha's Great Warrior Attendant Palm / Da Jin Gang Zhang) oleh Xuanci. Harusnya A'Zhu mati tidak lama setelah terkena serangan ganas itu, tetapi ada tiga faktor yang menyebabkannya dapat bertahan lama:
  1. A'Zhu dulu sempat konsumsi obat dari tuan Tan dari pegunungan TaiHeng, obat mujarab ini menguatkan tubuh
  2. Qiao Feng mengalirkan tenaga dalam secara terus menerus selama beberapa kali ke tubuh A'Zhu
  3. Tapak Xuanci sebelum mengenai bahu A'Zhu, sempat tertahan oleh  perisai cermin tembaga, sehingga daya kekuatan sedikit berkurang
catatan kecil: Biarpun terdapat beberapa faktor itu, rasanya tapak XuanCi ini tidak sekuat serangan Qiao Feng saat membunuh A'Zhu nantinya.

Qiao Feng mendengar kabar bahwa tabib sakti Xue Muhua mengundang para pendekar ke vila Juxian, Qiao Feng senang mendengarnya, tetapi juga khawatir, karena pertemuan itu dia tahu jelas adalah tentang dirinya, para pendekar sedang membahas bagaimana memberantas dirinya yang dicap sebagai pengkhianat bangsa Han (han = sebutan orang tiongkok jaman dulu).

Saat itu Qiao Feng belum memiliki perasaan apapun ke A'Zhu, bahkan tidak memiliki hubungan apapun. Sifat ksatria dan kependekaran Qiao Feng yang membuatnya tetap berani untuk menghampiri sarang harimau. Belum lagi, Qiao Feng sadar bahwa secara tidak langsung dia tetap terlibat membuat A'Zhu terluka berat separah itu.  



Tamu yang Hadir

Dari 300 lebih orang yang hadir, beberapa tamu terkenal adalah Bao Qianling, tabib Xue, Xiang Wanghai, si golok cepat tuan ke-6 Qi Liu, tuan rumah You Ji, You Ju, si hakim berwajah tegas Shan Zheng yang menggunakan senjata pena hakim ganda beserta kelima anaknya; Shan Boshan, Shan Zhongshan, Shan Shushan, Shan Jishan, Shan Xiaoshan, kakek Tan, nenek Tan, Zhao Qiansun, biksu Shaolin Xuannan, Xuanji, 7 tetua pengemis; Xu Chongxiao, Bai Shijing, tetua Song, Xi, Chen, Wu, dan tetua pengajar (scribe elder/elder of merit propagation), Tan Qing yang merupakan murid pertama Duan Yanqing, Yun Zhonghe salah satu dari 4 penjahat, nyonya Ma (kang min), You Danzhi (you tanzhi). 

Kemudian diluar daripada tamu undangan yang hadir, juga ada Qiao Feng, A'Zhu, si orang berpakaian hitam misterius Xiao Yuanshan, dan dua biksu Shaolin lainnya diluar vila. Kemudian di novel Demi Gods and Semi Devils edisi lama juga ada Qin Yuanzun dan Anyi.


Sebelum Kedatangan Qiao Feng

Saat para tamu hadirin saling berkenalan dan berbincang, kemudian datang rombongan dari partai pengemis. Jumlah anggota partai pengemis yang datang hanya 12-13 orang. Tetapi semua petinggi termasuk 7 tetua hadir semua.

Kedatangan mereka membuat para pendekar hadirin menjadi bertanda tanya, apakah mereka datang untuk mendukung Qiao Feng, mengingat dia adalah mantan kepala partai pengemis (gaibang/kaypang).

Tetua Xu yang merupakan tetua partai pengemis paling senior, memastikan bahwa mereka tetap akan berpihak pada kebenaran dan akan melawan Qiao Feng biarpun dia telah pernah banyak berjasa, sehingga itu membuat lega para tamu hadirin. 

Sempat salah satu dari empat tetua, yaitu tetua Wu, membela Qiao Feng, mengatakan bahwa asal-usulnya belum pasti apakah orang Han atau Khitan. Dan beselisih, berdebat dengan salah satu tamu bernama Xiang Wanghai. Perdebatan itu membuat keduanya emosi, Xiang Wanghai mengeluarkan golok dari sarungnya. Sebelum akhirnya dihentikan oleh tuan rumah You Ji.

Kejadian ini diperparah dengan munculnya suara yang menghina partai pengemis telah memproduksi orang macam Qiao Feng, sontak para pengemis yang tidak mempunyai kebiasaan menahan diri atau sopan santun marah besar, yang membuat para pendekar semua mengeluarkan senjatanya masing-masing sebagai respon. Suara adu domba siapa itu tidak ada yang tahu, benar-benar aneh.

Setelah tabib sakti Xue menenangkan para tamu hadirin, barulah situasi terkendali, sampai seorang pembantu vila you datang melapor sesuatu kepada tuannya, yang membuat wajah You Ji, You Ju, tabib Xue tegang, cemas, dan penuh ketakutan, diikuti oleh tamu hadirian yang lainnya, aula mendadak jadi sunyi senyap. Qiao Feng telah datang!!


Permintaan Qiao Feng

Tidak seperti di adaptasi drama, pertemuan para pendekar ini dilaksanakan didalam ruangan atau aula, bukan di luar atau halaman, jadi tempat itu terkesan menjadi sempit karena banyak tamu. Qiao Feng masuk ke ruangan itu melewati pintu dengan mengendarai kereta kuda (binatang penariknya adalah bagal atau mule, hewan kawin silang kuda betina dan keledai jantan, tapi disini saya sebut kereta kuda untuk lebih mudah dimengerti).

Biarpun para tamu hadirin menang jumlah sangat banyak dan semuanya adalah pendekar, jika mereka maju bersama maka Qiao Feng tidak bisa apa-apa juga, tetapi semua merasa tegang dan denyut jantung menjadi berdetak cepat, itu semua karena Qiao Feng adalah pendekar yang sangat terkenal di dunia persilatan. Dan anehnya dia datang sendiri tanpa rasa takut. Mungkin ini ibarat seorang preman bertato bertubuh besar datang ke perkumpulan kutu buku yang anggotanya ratusan orang dan minta uang, biarpun sang preman tidak bisa menang jika berantem lawan mereka semua maju sekaligus, tetapi menang gertak dan nyali.

Qiao Feng memberi salam kepada para tamu terutama tabib Xue, dan kemudian meminta agar tabib Xue mengobati seseorang. Gorden kereta kuda dibuka, para tamu hadirin sempat cemas karena tidak mengetahui isi kereta kuda itu, apakah racun, bala bantuan yang sembunyi, mesiu ledak? tetapi ternyata yang muncul seorang gadis muda umur 16-17 tahun yang berjubah kuning muda dan berwajah pucat.

Tabib Xue mengecek nadi A'Zhu, yang mereka panggil nona Wan, karena bermarga Wan (kemungkinan marga orang tua angkatnya). 

Tabib Xue ini benar-benar sakti, dia bisa menebak A'Zhu terluka berat terkena ilmu silat apa, dari siapa, dan kenapa masih bisa bertahan sampai sekarang. Yang menunjukkan bahwa dia bisa menyelamatkan nyawa A'Zhu.

Sayang, pada akhirnya dia menolak untuk menolongi A'Zhu, karena yang memintanya adalah Qiao Feng, musuh dunia persilatan dan negeri Song. Permohonan dan ancaman Qiao Feng tidak digubris tabib Xue.

Akal Bulus A'Zhu

A'Zhu terkena tapak "telapak tangan prajurit agung buddha", ilmu ini adalah salah satu dari 72 ilmu tingkat atas Shaolin, di dunia hanya satu orang yang berhasil mempelajarinya yaitu XuanCi, kepala biksu Shaolin. Tapi tidak mungkin sang kepala biksu melukai nona kecil seperti A'Zhu.

A'Zhu yang tahu bahwa mereka tidak akan percaya, maka mengarang cerita, saat ditanya siapa yang melukai, A'Zhu sempat berbohong bahwa yang melakukannya adalah seorang pemuda tampan berumur 28-29 tahun, dan sengaja melukainya untuk membuktikan bahwa tabib sakti Xue pun tidak akan bisa menolongnya, tidak sesakti rumor beredar. Cerita bohong ini untuk memanas-manasi tabib Xue.

Menurut A'Zhu, pemuda itu kemudian bilang akan menggunakan ilmu tapak ini kepada XuanCi, sehingga semua orang langsung tersentak "menggunakan ilmu lawan untuk mengalahkannya sendiri", Murong Fu dari Gusu Murong. A'Zhu sengaja menggunakan nama tuannya, agar membuat reputasi Murong Fu meroket.

Pertarungan Sengit

Setelah permohonan Qiao Feng ditolak tabib Xue, terjadilah inisiatif untuk pertempuran, karena bagaimanapun mereka tidak akan melepas Qiao Feng yang telah masuk ke sarang harimau.

A'Zhu sempat memohon Qiao Feng agar melarikan diri sendiri, tidak usah memperdulikannya, tapi Qiao Feng menolak setelah berpikir:

"Pria sejati harus memperlakukan kehidupan orang lain seperti hidupnya sendiri. Tabib sakti Xue belum janji untuk mengobatinya, nyawa A'Zhu belum terselamatkan, kenapa saya harus takut mati dan meninggalkannya?" - Qiao Feng

Ruangan utama di vila Juxian, Qiao Feng dikelilingi oleh ratusan pendekar, bahkan langit-langit ruangan itu dipanjati dan dijaga oleh para tamu pendekar untuk mencegah Qiao Feng melarikan diri.

Qiao Feng disini sempat gentar dan jantung berdetak cepat, karena bagaimanapun biasa dia berada disituasi kendali ataupun situasi menguntungkan bersama dengan anggota partai pengemis, tapi kali ini dia sendiri terjebak diantara ratusan pendekar. Tetapi kemudian darahnya bergolak dan berpikir:

"Pria sejati harus hidup tanpa kegembiraan dan mati tanpa rasa takut!" - Qiao Feng

Sebelum pertempuran terjadi, Qiao Feng meminta tuan rumah untuk menyediakan arak dan banyak cangkir, tujuannya untuk minum tanda putus hubungan, karena sebagian tamu pendekar yang hadir adalah teman lama Qiao Feng, atau setidaknya kenalan lama. Setelah minum, hubungan mereka putus, saling bunuh sudah tidak penting lagi.

Yang pertama muncul untuk minum cangkir arak putus hubungan adalah nyonya Ma, istri dari wakil ketua partai pengemis, diikuti oleh anggota partai pengemis lainnya dan kemudian para pendekar lain.

Khusus saat giliran Bai Shijing, tetua partai pengemis yang dekat hubungannya dengan Qiao Feng, Qiao Feng meminta dia agar menjaga keselamatan A'Zhu. Dan Bai Shijing dengan menahan air mata bersumpah dengan nyawanya untuk menjaga keselataman A'Zhu dari amukan massa.

Sesaat Sebelum Pertempuran 

Sebelum pertempuran sengit terjadi, Qiao Feng sempat membunuh orang yang mengeluarkan "suara adu domba" (lihat paragraf atas), yang ternyata adalah Tan Qing, murid Duan Yanqing, menggunakan suara perut untuk membakar keributan. Karena menggunakan suara perut ajaran Duan Yanqing, tidak ada yang bisa menebak asal suara, karena mulut tidak bergerak. Qiao Feng membunuhnya dengan hentakan auman tenaga dalam, yang dimana saat Tan Qing menggunakan teknik suara perut, jika diserang oleh auman tenaga dalam yang lebih besar, maka akan menyerang diri sendiri.

Selain itu, Qiao Feng sempat melukai Yun Zhonghe, salah satu dari 4 penjahat dengan tapak LDA (serangan tapak jarak jauh, lewat angin), yang membuatnya muntah darah dan tergeletak. 
catatan kecil: pendekar yang hadir disitu dikatakan setidaknya ada 40 orang lebih hebat dari Yun Zhonghe.

Qiao Feng juga sempat melukai Xiang Wanghai, pendekar yang saat mau minum arak putus hubungan bersikap kasar dan kurang ajar, yang mebuat Qiao Feng bilang:

"Qiao Feng minum arak putus hubungan ini dengan teman pendekar dunia persilatan, Memangnya kamu pernah melakukan apa hingga layak minum ini? Pertemanan apa yang kita punya?" - Qiao Feng ke Xiang Wanghai.
Sebelum akhirnya melempar Xiang Wanghai keluar dari aula dan menabrak dinding luar. Orang itu tidak mati, tapi pingsan seketika.

--

Pertempuran pun Terjadi

Setelah minum 40-50 mangkuk besar arak, Qiao Feng pun bersiap untuk pertempuran sengit.

Dikatakan bahwa terdapat 300 lebih pendekar, jika semuanya menyerang bersama, maka sangat tidak mungkin bagi Qiao Feng untuk bisa mengalahkan mereka semua seberapa pun hebatnya dia. 

Bagaimanapun juga dia akan mencapai puncak kelelahan karena kehabisan tenaga dan stamina.

Untungnya ada faktor nyali dan faktor ruangan. Ruangan yang dipenuhi 300an orang terasa sesak. Setiap orang saling dorong mendorong satu sama lain, tidak ada yang mau maju duluan, semua pada egois berusaha menjaga diri sendiri daripada maju menyerang. Paling maksimal 5-6 orang yang bertarung dengan Qiao Feng dalam sekali waktu. Ini ibarat seorang diri dengan pistol yang isi peluru cuma 6 melawan banyak orang, tetapi tidak ada yang berani maju dulu.

Tidak seperti adaptasi drama yang lokasi pertarungan berada diluar atau halaman, dalam cerita asli di novel, pertarungan dimulai di dalam aula utama. 

Hal lain yang berbeda antara novel dan adaptasi drama adalah penggunaan ilmu tapak penakluk naga. Ilmu yang menjadi ikon partai pengemis ini sama sekali tidak digunakan oleh Qiao Feng dalam pertempuran di vila Juxian (satu kali pun tidak). Alasannya akan diutarakan nanti di bawah.

dan btw, di adaptasi drama Demi Gods and Semi Devils 2021, saya sempat melihat ada Murong Fu hadir dan bertarung dengan Qiao Feng, yang aslinya tidak ada.

Qiao Feng yang menyerang duluan karena tidak ada pendekar yang mau maju duluan.

Setelah maju duluan dan menjatuhkan beberapa lawan dengan cepat, kemudian menghancurkan kendi arak menjadi berkeping-keping dan menggunakan patahan/retakannya sebagai lemparan ratusan senjata tajam yang melukai wajah banyak pendekar. 

Kemudian Qiao Feng adu tapak melawan Zhao Qiansun, hasilnya imbang, keduanya terkejut akan kekuatan lawan.

Saat Qiao Feng melancarkan serangan tapak kedua, Zhao Qiansun yang siap menerima serangan itu, kemudian ditarik dari samping oleh nenek Tan. Lebih baik menghindar saja daripada adu langsung. Serangan tapak itu mengenai tiga orang dibelakang Zhao Qiansun dan melempar mereka ke dinding.

Kakek Tan menggunakan ilmu "Tiga Gelombang Ombak Sungai Yangtze" , ini ilmu tapak yang gayanya mirip Qiao Feng lakukan saat menyelamatkan A'Zi dari sandera gurunya, yaitu melancarkan tiga serangan tapak, yang belakangan lebih cepat dari awal sehingga menyatukan kekuatan tiga tapak, jadi kekuatannya sangat besar.

adu tapak juga imbang tidak ada yang terluka atau terhempas, tetapi tabrakan dua tenaga dalam mendorong para pengamat disamping. Setelah itu nenek Tan, Zhao Qiansun kembali bergabung dengan kakek Tan mengeroyok, kemudian diikuti oleh para tetua partai pengemis. 

Sekilas Tentang Tabib Xue

Tabib Xue yang di samping hanya menonton, merasa ketakutan melihat kebuasan dan kecepatan Qiao Feng. Tabib Sakti Xue selain ahli mengobati, juga berpengetahuan sangat luas tentang ilmu silat, boleh dibilang dia salah satu pendekar yang memiliki pengetahuan ilmu silat paling luas.

Alasan dia berpengetahuan luas karena dia punya kebiasaan setiap mengobati seorang pendekar, maka akan meminta diberikan petunjuk ilmu silat orang itu. Karena nyawanya diselamatkan tabib Xue, orang biasa tidak pernah keberatan untuk berbagi.

Sayangnya pengetahuan dan informasi ilmu silat yang didapat terlalu banyak, dia tidak bisa mempelajari semuanya, dia hanya belajar sedikit sedikit setiap ilmu, sehingga tidak ada satu ilmu pun yang dia kuasai secara sempurna. Ibarat wadah air yang tidak cukup menampung air berlebihan. Jadi dia lebih mirip perpustakaan ilmu silat dibanding praktisi berbagai ilmu silat.


Ilmu Tinju Panjang Leluhur

Dari pihak Shaolin, Xuannan maju menyerang dengan ilmu tapak "surga di dalam lengan baju" , sesuai namanya ilmu tapak ini dari luar kelihatan hanya kain lengan baju yang menyerang, tapaknya tidak kelihatan karena tertutup atau bersembunyi di balik lengan baju, ini adalah salah satu dari 72 ilmu tingkat atas Shaolin. Sedangkan Qiao Feng hanya menggunakan tapak biasa, bukan ilmu. Adu tapak ini membuat lengan bajunya terkoyak-koyak, kain yang terkoyak berterbangan mirip kupu-kupu. 

Karena biksu Shaolin kelas tinggi yang maju, semua pendekar yang tadinya bertarung, menepi, tidak ingin menganggu.

Seperti yang dibilang di atas, dalam novel Qiao Feng di kejadian ini tidak pernah sekalipun menggunakan ilmu andalannya Tapak Penakluk Naga. Tidak dibilang alasannya kenapa, tapi opini pribadiku berasumsi untuk menghemat tenaga, mengeluarkan ilmu seperti Tapak Penakluk Naga itu menghabiskan sangat banyak tenaga dalam, itu bukan ilmu yang efisensi untuk pertarungan panjang seperti situasi sekarang.

Xuannan mengganti dengan ilmu Tinju Panjang Leluhur dari sang pendiri dinasti Song, kaisar Song Taizu. Ilmu umum yang hampir semua pendekar bisa ini tampak menjadi anggun dan hebat ditangan Xuannan, tapi ternyata Qiao Feng juga ikut menggunakannya, dan hasilnya malah lebih baik, lebih cepat dari yang diperagakan Xuannan. Setiap Xuannan melancarkan satu jurus dari ilmu tinju panjang leluhur, biarpun dia yang melancarkan duluan, tetapi Qiao Feng yang belakangan bisa tiba duluan dengan jurus penangkal. Hal ini membuat Qiao Feng di atas angin.

Kelihaian Qiao Feng menggunakan ilmu umum atau ilmu pasaran menjadi semegah itu, membuat para hadirin bersorak, lupa bahwa mereka sedang menyoraki musuh.

Saudara seperguruan Xuannan, Xuanji, melihat kondisi tidak menguntungkan, maju membantu, terjadi 2 lawan 1.Xuanji menggunakan ilmu jari Buddha Tangut, salah satu dari 72 ilmu tingkat atas Shaolin, Xuannan mengganti ilmu ke Tinju Arahat. 

Qiao Feng menyindir mereka, karena menggunakan ilmu asing. Yang dinyatakan ada betulnya, karena boddidharma itu asalnya adalah Tangut (india), ilmu-ilmu shaolin karena sudah lama menjadi "gunung tai" dunia persilatan, orang kerap lupa asal boddidharma. Hal ini membuat situasi canggung, seorang barbar khitan menggunakan ilmu ciptaan pendiri dinasti Song melawan orang Song yang menggunakan ilmu asing

Tidak lama setelah itu, pasangan kakek-nenek Tan, dan 3 tetua pengemis ikut bergabung dalam pertarungan.

Sambil bertarung, Qiao Feng sempat berkata:

"kalian bilang saya khitan, jadi kakek Qiao Sankui dan nenek Qiao bukan lagi orang tuaku, lupakan soal kasih sayang mereka padaku, andai saja saya benar membunuh mereka, bagaimana bisa saya dianggap membunuh orang tua sendiri?. Xuanku adalah guruku, jadi saya adalah murid shaolin, bagaimana bisa kalian mengepung murid shaolin seperti ini, jika kalian tidak menganggapku murid shaolin, jangan menuduhku membunuh guruku."


Qiao Feng kemudian sadar, bahwa dia tidak mungkin bisa menang dari pertarungan ini, jika terus bertarung seperti ini, maka dia akan mati kelelahan karena kehabisan tenaga. Sehingga sembari bertarung, dia mencari celah titik untuk melarikan diri.

Pertarungan panjang sampai tahap ini, Qiao Feng masih bertindak sopan dan berpikir jernih, dia tidak membunuh sama sekali, dari 18 orang pendekar yang dia lumpuhkan, tidak ada satupun yang mati.

Korban mati pertama adalah Qi Liu (si golok cepat tuan Liu ke-6), dia mati karena sial jatuh bertepatan ditengah saat Qiao Feng mau adu tapak dengan dua biksu Shaolin Xuannan dan Xuanji.

Setelah kematian pertama itu, Qiao Feng mendadak berubah menjadi binatang buas.

Qiao Feng Menjadi Harimau Buas

Dalam keputusasaan Qiao Feng, membuat dia mendadak berubah, dia merampas golok dari Shan Zhongshan dan membabi buta menyerang dan membunuh siapa saja, bahkan serangan anggota partai pengemis yang sebelumnya dia cuma menghindar, sekarang sudah balik menyerang mereka.

Satu per satu mati terkena sabetan pedang Qiao Feng, termasuk salah satu tetua pengemis, tetua Xi.

Bahkan sampai detik itu, Qiao Feng belum terluka sama sekali. 


Vs 2 You Bersaudara

Kedua tuan rumah, You Ji dan You Ju, maju menyerang. Senjata mereka adalah perisai yang tepinya tajam, terjadi bentrokan pedang Qiao Feng dengan perisai mereka, pedang bengkok, menunjukkan bahan perisai itu mirip kualitas benda pusaka. Qiao Feng meninju kedua perisai itu sampai terlepas dari genggaman mereka dan jatuh ke lantai.

Qiao Feng sempat mengambil perisai mereka yang jatuh, dan membunuh dan merobohkan beberapa pendekar. 

Lepasnya perisai mereka membuat You bersaudara kehilangan muka, perisai adalah nyawa mereka. Guru mereka pernah berkata: "kehilangan perisai, berarti kehilangan nyawa!". Penghinaan besar itu membuat mereka tidak punya muka lagi, kemudian bunuh diri.

Qiao Feng yang terkejut dengan tindakan bunuh diri tiba-tiba mereka, tidak sadar diserang menyelinap dari belakang oleh kakek Tan, beruntung A'Zhu teriak memberi peringatan, kemudian Qiao Feng menghindar serangan itu. 

Karena peringatan A'Zhu, nenek Tan merasa kesal dan menyerang A'Zhu. Qiao Feng datang dengan cepat dan merobohkan nenek Tan.

Dalam situasi tersudut dan putus asa tidak solusi untuk menyelamatkan A'Zhu, Qiao Feng berpikir bahwa A'Zhu tidak memiliki hubungan apapun dengannya, tidak memiliki perasaan terhadap nona pelayan ini, dan dia telah berusaha yang terbaik, jika harus mengorbankan nyawanya untuk A'Zhu, itu berlebihan, lebih baik kabur dulu, jadi selanjutnya biar takdir yang menentukan nasib A'Zhu.

Setelah berpikir gitu, Qiao Feng dengan dua perisai milik You bersaudara, melakukan pose pertahanan "burung roc melebarkan sayap" dan menerobos menuju pintu keluar.

Saat hampir sampai ke pintu keluar, terdengar teriakan "bunuh gadis itu!" oleh si hakim besi Shan Zheng. Qiao Feng tidak jadi kabur setelah mendengarnya, melempar perisai tajam itu ke salah satu anak Shan Zheng, Shang Boshan, sampai pedang dan tubuhnya terbelah dua.

Qiao Feng mendekati A'Zhu, mengendongnya dengan satu tangan dan menahan serangan senjata lawan dengan perisai yang tempel di tangannya itu. 


Qiao Feng & A'Zhu



Qiao Feng merasa emosi melihat orang-orang menyerang seorang gadis lemah yang sekarat, dalam emosi itu dia memutuskan untuk mati bersama, tidak akan melarikan diri lagi.

Karena tidak leluasa bergerak, dan harus mengendong A'Zhu dengan satu tangan, Qiao Feng akhirnya pertama kali terluka, terkena tusukan golok dari belakang, dilanjutin dengan tikaman tombak di bahu kanan dan serangan pedang di dada.

Qiao Feng yang putus asa kemudian berpikir untuk bunuh diri, dia berteriak "daripada kalian makhluk rendahan bunuh aku, lebih baik saya bunuh diri saya sendiri!"

Sayangnya, semua pendekar disitu tidak memberinya kesempatan untuk bunuh diri, banyak dari mereka maju bersama, boleh dibilang ini pertama kali mereka bisa kompak gitu maju bersama dalam jumlah banyak sekaligus.

Dalam kekacauan, Qiao Feng berhasil menekan titik penting akupuntur tengah tubuh dari biksu Xuanji, yang membuatnya lemas tidak bertenaga, dan mengangkatnya ke atas dengan satu tangan.

Saat itu leher Xuanji berjarak hanya beberapa cm dari perisai tajam yang dipegang oleh Qiao Feng (tangan kirinya memegang perisai tajam dan merangkul A'Zhu). XuanJi pasrah dan menutup mata.

Qiao Feng tiba-tiba sadar, bahwa ilmu silatnya berawal dari Shaolin, bagaimana boleh dia membunuh biksu senior Shaolin. Dia berpikir sudah ditakdirkan mati disini oleh kepungan pendekar, jadi untuk apa merenggut satu nyawa tambahan lagi untuk menambah jumlah korban? , akhirnya dia melepaskan biksu XuanJi kembali ke tanah, dan berteriak "hayo tunggu apalagi, selesaikan saja" dengan sikap pasrah.

Qiao Feng sadar dengan luka berat ditubuhnya, tidak mungkin bisa melarikan diri lagi, sehingga pasrah menerima nasib dengan diam tidak bergerak.

Sekilas dalam otaknya muncul berbagai pikiran, "Apakah saya orang han atau khitan?" , "Siapa yang membunuh orang tua dan guruku?" . "Saya selalu melakukan tindakan benar di hidupku, kenapa sekarang saya harus membunuh semua pendekar disini tanpa alasan benar?" , "Saya mau menyelamatkan A'Zhu, tapi berakhir memberikan nyawa sendiri, apakah nanti akan ditertawakan oleh orang atas tindakan bodohku kelak?"

Shan Zheng yang melihat adanya kesempatan emas, menyerang duluan karena dia yang paling emosi melihat kedua anaknya mati ditangan Qiao Feng. Tindakan terakhir, Qiao Feng melakukan auman ke arah langit seperti binatang buas yang sekarat dan menerima nasib.

Saat hampir hunusan pedang Shan Zheng mengenainya, mendadak Qiao Feng diselamatkan oleh seseorang berkerudung kain hitam yang tidak tampak wajahnya dengan sebuah tali panjang yang mengikat tubuhnya, saat ditarik, karena Qiao Feng sudah kehabisan tenaga , sehingga A'Zhu pun terlepas dari rangkulannya.

Demikian nasib nyawa Qiao Feng berhasil selamat. Ini adalah salah satu scene yang paling menunjukkan keperkasaannya.

Jumlah Korban

Tidak diketahui secara pasti, tidak ada dibilang angkanya berapa oleh Jin Yong dalam novel. Kadang ada penggunaan kalimat "menjatuhkan/merobohkan beberapa", sehingga semakin membuat tidak jelas kepastian angka jika dihitung satu per satu, juga jarang digunakan kata "mati/meninggal".

Perkiraan kasar mungkin belasan tewas.


Adaptasi Drama Demi Gods and Semi Devils 2021

Ini adalah scene pertarungan Qiao Feng versi adaptasi drama wuxia Demi Gods and Semi Devils (pendekar negeri tayli) 2021.

Versi tahun 2021 ini terkesan Qiao Feng dibuat lebih buas dibanding versi lainnya.


edit: terpaksa videonya saya cabut, karena melanggar hak lisensi.




Glosarium Nama Hokkien

  1. Qiao Feng / Xiao Feng = kiu-hong
  2. A'Zhu = A Cu
  3. XuanCi = Hian Cu
  4. Murong Fu = Buyung Hok
  5. Duan Yanqing = Toan Yan king
  6. Yun Zhonghe = In Tiong Ho
  7. You Tanzhi = Yu Goan Ci
  8. Xue Muhua = Sih Boh Hoa
  9. Nyonya Ma = Be Hujin
  10. Xiao Yuanshan = siau wan san
  11. lainnya saya tidak tahu, jika ada yang ahli bisa sebut di kolom komentar...
--

Source

  • Wikipedia: Demi-Gods and Semi-Devils
  • Novel Tian Long Ba Bu edisi 2 (revisi satu)
  • Youtube

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url